Beberapa pengertian Idealisme :
1. Adanya suatu teori bahwa alam semesta
beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
2. Untuk menyakan eksistensi realitas,
tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran.
3. Realitas dijelaskan berkenaan dengan
gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pemikiran
mutlak dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi.
4. Seluruh realitas sangat bersifat
mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada.
5. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran
dan isi pikiran yang ada. Dunia eksternal tidak bersifat fisik.
William E. Hocking, seorang penganut idealisme modern,
mengungkapkan bahwa, sebutan ”ide-isme” kiranya lebih baik dibandingkan dengan
idealisme.[10] Hal
itu benar, karena idealisme lebih berkaitan dengan konsep-konsep “abadi”
(ideas), seperti kebenaran, keindahan, & kemuliaan daripada berkaitan
dengan usaha serius dengan orientasi keunggulan yang bisa dimaksudkan ketika
kita berucap, “Dia sangat idealistik”.
Idealisme mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri
dari atau tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide.
Alam fisik ini tergantung dari jiwa universal atau Tuhan, yang berarti pula
bahwa alam adalah ekspresi dari jiwa tersebut.[11]
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas
ide-gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu
penekanan pada objek-objek & daya-daya material. Idealisme menekankan akal
pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi, & bahkan
menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah
akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat
berlawanan dengan materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata
ada, sedangkan akal-pikir (mind) adalah sebuah fenomena pengiring.
Pandangan beberapa filsuf mengenai Idealisme:
1. Schelling memberikan nama yang
diberikan Idealisme subyektif pada filsafat Fichte, dengan alasan bahwa dalam
pemikiran Fichte dunia merupakan postulat subyek yang memutuskan.
2. Idealisme obyektif adalah nama yang
diberikan oleh Schelling pada pemikiran filsafatnya. Menurutnya, alam adalah
intelegensi yang kelihatan. Hal tersebut menunjukkan semua filsafat yang
mengidentikkan realitas dengan ide, akal atau roh.
3. Hegel menerima klasifikasi schelling,
dan mengubahnya menjadi idealisme absolut sebagai sintesis dari pandangan
idealisme subyektif (tesis) dan obyektif (antitesis).
4. Idealisme transendental adalah
pandangan dan penyebutan dari Immanuel kant. Sering disebut sebagai idealisme
kritis. Pandangan ini mempunyai alternatif yaitu isi dari pengalaman langsung
tidak dianggap sebagai benda dalam dirinya, sedangkan ruang dan waktu merupakan
forma intuisi kita sendiri.
5. Idealisme epistimologi merupakan suatu
keputusan bahwa kita membuat kontak hanya dengan ide-ide atau pada peristiwa
manapun dengan entitas-entitas psikis.
6. Idealisme personal adalah sistem
filsafat Howison dan Bowne.
7. Idealisme voluntarisme dikembangkan
oleh Foulee dalam suatu sistem yang melibatkan tenaga pemikiran.
8. Idealisme teistik pandangan dan sistem
filsafat dari Ward.
9. Idealisme monistik adalah penyebutan
dan sistem filsafat dari Paulsen.
10. Idealisme
etis adalah pandangan filsafat yang dianut oleh Sorley dan Messer.
11. Idealisme Jerman, pemicunya adalah Immanuel Kant dan
dikembangkan oleh penerus-penerusnya. Idealisme merupakan
pembaharuan dari Platonis, karena
para pemikir melakukan terobosan-terobosan filosofis yang sangat penting dalam
sejarah manusia, hanya dalam tempo yang sangat singkat, yaitu 40 tahun (1790-
1830) dan gerakan intelektual ini mempunyai kedalaman dan kekayaan berpikir
yang tiada bandingnya.
Konsep filsafat
menurut aliran idealisme adala :
a. metafisika-idealisme: secara absolut
kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara
kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi
kenyataan rohaniah yang lebih berperan.
b. humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai
kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih.
c. epistimologi-idealisme: pengetahuan
yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir.
Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal
pikiran yang cemerlang.
d. aksiologi-idealisme: kehidupan manusia
diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang
kenyataan atau metafisika.
Demikian kemanusiaan merupakan bagian dari ide mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang berpikir sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak
ini menimbulkan tesis yang dengan sendirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, anti tesis.
Adanya tesis dan anti tesisnya itu menimbulkan sintesis dan ini merupakan tesis
baru yang dengan sendirinya menimbulkan anti
tesisnya dan munculnya sintesis baru pula.
Demikian proses roh atau ide yang disebut Hegel
dialektika. Proses itulah yang menjadi keterangan untuk segala kejadian. Proses
itu berlaku menurut hukum akal. Jadi semua yang riil bersifat rasional dan semua yang
rasional bersifat riil. Maksudnya luasnya rasio sama dengan luasnya realitas,
sedangkan realitas menurut Hegel adalah proses pemikiran (ide).
Prinsip-prisip Idealisme :
a. Menurut idealisme bahwa realitas
tersusun atas substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit). Menurut
penganut idealisme, dunia beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu
sistem yang masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu
totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.
b. Realitas atau kenyataan yang tampak di
alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari
ide-ide yang ada dalam jiwa manusia.
c. Idealisme berpendapat bahwa manusia
menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi
kehidupan manusia. Roh pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang
sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau
sukma. Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.
d. Idealisme berorientasi kepada ide-ide
yang theo sentris(berpusat
kepada Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan
kepada norma-norma yang mengandung kebenaran mutlak. Oleh karena nilai-nilai
idealisme bercorak spiritual, maka kebanyaakan kaum idealisme mempercayai
adanya Tuhan sebagai ide tertinggi atau Prima
Causa dari kejadian alam
semesta ini.
c. Idealisme Dalam Pendidikan
Aliran idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh
dalam dunia pendidikan. William T. Harris adalah salah satu tokoh aliran
pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Idealisme
terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan
oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses
pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan
alam semata.
Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan
pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya
berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat
murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak idealisme sebagai
aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi,
maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual.
Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme.
Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran, juga
bukan masyarakat tapi idealisme.[13] Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi
atas tiga hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara
keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain
bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu
lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi
kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan
secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan
sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan
dengan Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme
berfungsi sebagai
a) Guru adalah
personifikasi dari kenyataan anak didik. Artinya,
guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan anak didik dalam
mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas pembelajaran. Untuk itu,
penting bagi guru memahami kondisi peserta didik dari berbagai sudut, baik
mental, fisik, tingkat kecerdasan dan lain sebagainya.
b) Guru harus
seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih dari
pada anak didik.
c) Guru
haruslah menguasai teknik mengajar secara baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan
untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang
lainnya.
d) Guru
haruslah menjadi pribadi yang baik, sehingga disegani oleh murid. Artinya,
seorang guru harus mempunyai potensi kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan
yang berbeda dengan guru yang lain.
e) Guru menjadi
teman dari para muridnya. Artinya, seorang
guru harus mempunyai potensi sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi
dengan anak didik.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran
idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah
lebih banyak daripada pengajaran yang textbook.
Agar pengetahuan dan pengalamannya aktual. Sedangkan implikasi
Aliran Idealisme dalam Pendidikan yaitu :
a. Tujuan,
untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta
kebaikan sosial.
b Kurikulum, pendidikan liberal untuk
pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
c Metode, diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi
metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
d. Peserta
didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
e. Pendidik
bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama
dengan alam.
a. Pendidikan bukan hanya mengembangkan
dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana nilai telah
direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
b. Pendidikan adalah proses melatih
pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk memahami realita, nilai-nilai,
kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.
c. Tujuan
pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual. Memperkenalkan suatu spirit intelektual
guna membangun masyarakat yang ideal.
d. Pendidikan idealisme berusaha agar
seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan ide-ide yang diperlukan oleh semua
manusia secara bersama-sama.
e. Tujuan pendidikan idealisme adalah
ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya bersifat tetap dan tidak
menerima perkembangan.
f. Peranan pendidik menurut aliran ini
adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan yang
tepat. Dengan kata lain, guru harus menyiapkan situasi dan kondisi yang
kondusif untuk mendidik anak didik, serta lingkungan yang ideal bagi
perkembangan mereka, kemudian membimbing mereka dengan kasih sayang dan dengan
ide-ide yang dipelajarinya hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar