Senin, 26 Januari 2015

Materialisme dalam Bidang Pendidikan


Materialisme maupun positivisme pada dasarnya tidak menyusun konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1959), materialism belum pernah menjadi penting dalam menentukan sumber teori pendidikan.
Menurut Waini Rasyidin (1992), filsafat positivisme sebagai cabang dari materialisme lebih cenderung menganalisis hubungan faktor-faktor  yang mempengaruhi upaya dan hasil pendidikan secara faktual. Memilih aliran positivisme berarti menolak filsafat pendidikan dan mengutamakan sains pendidikan.
Menurut Behaviorisme, apa yang disebut dengan kegiatan mental kenyataannya tergantung pada kegiatan fisik, yang merupakan berbagai kombinasi dan materi dalam gerak. Gerakan fisik yang terjadi dalam otak, kita sebut berpikir, dihasilkan oleh peristiwa lain dalam dunia materi, baik materi yang berada dalam tubuh manusia maupun materi yang berada di luar tubuh manusia. Behaviorisme yang berakar pada positivisme dan materialisme telah populer dalam menyusun teori pendidikan, terutama dalam teori belajar, yaitu apa yang disebut dengan “conditioning theory”, yang dikembangkan oleh E.L.Thomdike dan B.F.Skinmer.
Menurut behavorisme, perilaku manusia adalah hasil pembentukan melalui kondisi lingkungan (seperti contoh anak dan kucing diatas). Yang dimaksud dengan perilaku adalah hal-hal yang berubah dapat diamati, dan dapat diukur (materialisme dan positivisme).

Implikasi Aliran Filsafat Materialisme untuk Pendidikan
Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut:
1.      Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
2.      Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
3.      Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
4.      Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi.
5.      Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.
6.      Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

Sumber:
Imam Bernadib. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa
http://iirmakalahtarbiyah.blogspot.com
http://noexs.blogspot.com
http://anjarthebigreds.blogspot.com/2011/12/filsafat-pendidikan-materialisme.html


1 komentar:

  1. CASINO VIRGINIA - Casino Info - Mapyro
    Find CASINO 구미 출장마사지 VIRGINIA information for Casino VIRGINIA 통영 출장샵 in Thackerville, LA. Get CASINO 전주 출장마사지 VIRGINIA phone number, 세종특별자치 출장샵 map, hours, reviews 울산광역 출장샵 and more.

    BalasHapus