Sabtu, 20 Desember 2014

Rahasia Jakarta

Novel: The Jacatra Secret
Tagline: “Cara terbaik menyembunyikan rahasia adalah dengan meletakkannya di tempat umum…”(George Washington, Mason 33°)
Karya: Rizki Ridyasmara
Kata Pengantar (hal 8):
FAKTA
Jakarta dulu bernama Batavia. Kota ini dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok Luciferian ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam, dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Vatikan pada tahun 1738 dan 1751 menyatakan Freemasonry tidak bertuhan. Tahun 1962 Presiden Soekarno membubarkannya. Namun pada tahun 2000, Gus Dur menerbitkan Keppres No.69/2000 yang melegalkan kembali Freemasonry di Indonesia. Menurut catatan Dr. Th. Steven dalam “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962″, sejumlah tokoh Indonesia menjadi anggota persaudaraan ini. Mereka antara lain Pelukis Raden Saleh, ketua Boedhi Oetomo Raden Adipati Tirto Koesoemo, dan juga Kapolri pertama, Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. Sekarang, persaudaraan ini masih eksis sebagai motor utama kaum Imperialis-Globalis. Di awal Orde Baru, Mafia Berkeley merupakan salah satu pelayan mereka, dan kini mereka dikenal dengan nama kelompok Libertarian.
Semua deskripsi tentang tata ruang kota, arsitektur museum, monumen, dan prasasti makam dalam novel ini adalah OTENTIK.
Tertulis di cover belakang:
VOC membangun Batavia sebagai loji terbesar Freemasonry, kelompok persaudaraan rahasia Luciferian di Nusantara. Sebab itu, banyak simbol Satan disusupkan ke dalam arsitektur kota Jakarta yang masih bisa disaksikan hingga hari ini.
Ikuti penelusuran Doktor John Grant dan Angelina Dimitreia dalam menyibak rahasia-rahasia Jakarta: dari Simbol Bunga Pagan dan Peraudaraan Ular di Museum Fatahillah, Simbol Baphomet di Menteng, The Sacred Sextum di Obelisk Monas, Ra Goddes Eye’s di Bundaran Hotel Indonesia, Simbol Mahaguru Freemason di Kebon Jahe Kober, gedung-gedung Luciferian dan 13 -The Satanic Mumber- di sekitar kita.
Semua deskripsi dan foto tentang arsitektur museum, tata ruang kota, prasasti makam, dan monumen dalam novel ini adalah OTENTIK!.
Selama membaca beberapa halaman ada hal yang mengganjal dan bikin penasaran, antara lain:
1. Bingung nyari CATATAN KAKI /FOOTNOTE, aku ubek-ubek seluruh halaman kok ngga ada ya, padahal ada beberapa yang aku ngga ngerti maksud dari sebuah kata / kalimat yg ditandai footnote di situ, jadi terpaksa bacanya sambil googling, trus nambahin sendiri catatan kakinya di halaman itu. :)
2. Nah, ini dia… ngga ada data DAFTAR PUSTAKA sebagai refferensi yang menunjukkan bahwa semua data yang ada di novel ini adalah valid, apalagi pengarang mengklaim semua informasi di situ bersifat OTENTIK.

Sumber:iwanyuliyanto.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar